Beberapa Gambar Penampang Beton Bertulang

Gambar Penampang Beton Bertulang


Beberapa Penampang Beton Bertulang

Gambar 3.1. dibawah ini menunjukkan gambar penampang suatu balok beton dalam menerima beban. Akibat beban yang diterima oleh balok akan menyebabkan terjadinya momen pada sepanjang balok tersebut.

Adapun besaran momen yang terjadi pada balok seperti pada gambar tersebut. Dengan mengetahui besaran momen yang terjadi pada balok menjadi dasar perhitungan untuk menghitung besaran/ukuran besi yang digunakan agar mampu menahan beban yang diterima.

Beberapa Penampang Beton Bertulang


Pada gambar tersebut juga ditunjukkan pembesian yang digunakan untuk suatu balok beton.


Gambar 3.2. menunjukkan penampang suatu sloof beton bertulang dan kolom beton bertulang.
Pada gambar potongan sloof terlihat pembesian yang digunakan, baik itu sebagai besi pokok (utama) maupun besi cincin (sengkang). Lebih lanjut disajikan ukuran besi yang digunakan. Pada penampung kolong/tiang beton bertulang, juga terlihat pembesiannya, baik sebagai besi pokok maupun besi cincin.

Selengkapnya ukuran dari penampang sloof dan kolom beserta tulangannya dapat dilihat pada gambar tersebut.

Gambar Pembesian Sloff dan Kolom Praktis

Gambar 3.2. Gambar Pembesian Sloff dan Kolom Praktis

Gambar Tulangan Balok Beton

Gambar 3.3. menunjukkan pembesian pada balok beton. 

Pada gambar tersebut terlihat ukuran balok dan ukuran plat lantai, demikian juga dengan jumlah pembesian beserta ukurannya. Pada balok tersebut terlihat ada 8 buah besi utama.

Untuk balok A (tumpuan) besi utama ada 5 buah pada bagian atas dan 3 buah pada bagian bawah, sedangkan untuk balok B (lapangan) 3 buah pada bagian atas dan 5 buah pada bagian bawah. Susunan pembesian tersebut didasarkan atas beban yang bekerja pada balok tersebut.

Sedangkan pembesian plat lantai disajikan pada Gambar 3.4. Pada gambar tersebut terlihat bentuk pembesian beserta ukuran besinya. Lebih lanjut terlihat bagaimana pembesian pada daerah tumpuan dan daerah lapangan.

 Gambar Penulangan Plat Lantai


Gambar 3.4. Gambar Penulangan Plat Lantai

pembesian pada pertemuan balok dengan kolom.

Gambar 3.5. menunjukkan bentuk pembesian pada pertemuan balok dengan kolom. 

Pembesian pada konstruksi ini sangat penting diperhatikan karena pada konstruksi tersebut terjadi momen positif. Lebih lanjut konstruksi tersebut merupakan sarana untuk menyalurkan beban yang ada diatas balok atau lantai ke kolom suatu bangunan. Pembesian antara balok dan kolom harus menyatu, agar beban dapat disalurkan dengan baik.

Sambungan Pembesian Balok

Gambar 3.6. Sambungan Pembesian Balok

Dalam setiap ujung besi suatu balok atau kolom harus dibengkokkan.
Gambar 3.6. menunjukkan bentuk dan panjang bekokkan besi tulangan yang dibuat.  Pembengkolaan ujung besi tulangan bertujuan ajar konstruksi pembesian dapat menyatu dengan baik. Gambar lain menunjukkan bagaimana bentuk sambungan pembesian yang benar untuk balok berbentuk L dan balok berbentuk T.

Pada gambar diatas ditunjukkan suatu konstruksi yang benar (simbol V) dan konstruksi yang salah (simbol X). Melalui gambar tersebut juga terlihat ukuran dan jarak besi cincing yang digunakan.

Sambungan Pembesian Balok

Gambar 3.7. menunjukkan hubungan antara kolom dengan lantai suatu bangunan. 

Pada gambar tersebut terlihat bagaimana pengerjaan kolom pada lantai 2 (bangunan bertingkat). Kolom sebelum dicor, terlebuh dahulu dipasang bekestingnya.

Kesimpulan

Beton adalah komponen buatan dari gabungan material alam yang diaduk dengan komposisi tertentu untuk mendapatkan kekuatan tekan yang diinginkan.

Material alam sebagai campuran dari beton adalah pasir, koral atau split, semen, dan air. Agar diperoleh kekuatan tertentu atau kecepatan dalam pengeringannya, biasanya beton dicampur dengan zat adiktif atau bahan kimia pembantu (chemical admixture).

Kekuatan karakteristik beton biasanya disebut dengan K yang di belakangnya diikuti dengan angka, misalnya 100, 125, 200, 250, 300, atau 500 dengan satuan kg/cm2.

Pengukuran kekentalan beton diperlukan untuk jenis pekerjaan tertentu, lembek/encer ataukah agak keras/kental. Untuk pekerjaan dinding dan pondasi pelat atau pondasi telapak, slump yang diizinkan
adalah 5,0 - 12,5 cm.

Sementara untuk pekerjaan pelat lantai, balok, dan kolom, slump yang diizinkan adalah 7,5 - 15,0 cm. Untuk pekerjaan beton, slump yang diizinkan adalah 5,0 -7,5 cm. Dalam pekerjaan beton untuk pembangunan rumah tinggal bertingkat, beberapa komponen pekerjaan yang umum perlu diperhatikan antara lain pekerjaan sloof, kolom, balok, ringbalok, dan pelat beton

Belum ada Komentar untuk "Beberapa Gambar Penampang Beton Bertulang"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel